Header Ads

Usaha Kecil: Rp700 Ribu Per Hari

Usaha kecil yang mengambil tempat di Hall C Pekan Raya Sumatera Utara mampu mengaut Rp700 ribu per hari dengan menjual berbagai jenis tas. Sementara bisnis konveksi (pakaian dalam) bisa mendapatkan Rp300 ribu hingga Rp400 ribu per hari. Informasi itu dihimpun dari para pedagang kecil yang berada di kawasan tersebut, Sabtu (15/4).
Produk tas binaan BDS Mitra Plus itu dicari para pengunjung. Selain itu di lokasi yang sama juga ada pakaian muslim, kerajinan iktisar, bantal anak dan hiasan, kue kering, ikan asin tawar dari Tobasa, sirup markisa Nurlen serta produk lain.

Para pengunjung akhir pekan lalu memadati areal tersebut. Pengusaha kecil itu juga memajang harga yang rata-rata dijual antara Rp20.000 hingga Rp30.000. Di lokasi tersebut Kasubdi Promosi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sumut Rumerahwaty Berutu, SE, mengatakan pihaknya sengaja berupaya memasarkan produk usaha kecil tersebut. "Selain binaan pemerintah provinsi Sumut ada juga di bawah Pemko Binjai."

Dia mengatakan Pemprovsu berupaya mendukung pemasaran produk usaha kecil. "Sekaligus sebagai upaya menciptakan 3.000 unit usaha baru. Ada juga dari Politeknik Negeri Medan ikut belajar kewirausahaan." Dilihat dari pangsa pasar, kata Rumerahwaty, cukup baik. "Malah hasil usaha kecil dari Tobasa dan Sidimpuan terpaksa ditambah pengiriman."

Untuk mengetahui kondisi pengusaha kecil setiap hari mereka evaluasi omset apakah naik atau turun, katanya. Dari catatan yang mereka miliki produk tas memang membukukan Rp700 ribu dan konveksi Rp300 ribu. "Tempat ini kita sediakan gratis bagi mereka. Kalau disewa bisa Rp1,6 juta," tuturnya.

Sedangkan Kasubdis Fasilitas Koperasi dan UKM Murdeni Muis menambahkan usaha kecil perlu dibantu memenuhi kebutuhannya. "Kemampuan mereka jualan masih kecil karena modal. Jika dilakukan sendiri pasti menghabiskan investasi awal."

Dengan fasilitas tersebut diharapkan antara pebisnis juga terjadi kontak dagang lokal begitupula dengan mahasiswa dari Politeknik dididik untuk mengenal dunia usaha sesungguhnya, kata Murderni. "Tidak teori melulu. Inilah dunia nyata soal bisnis. Jadi mereka bisa ikut langsung di dalam," tandasnya.